Kenapa gue bias takut sama bencong? Karena pada suatu sore yang cerah, gue sedang nunggu jemputan di depan tempat les gue. Gue bisa mendengar suara musik dangdut dari kejauhan, mungkin itu hanyalah pengamen atau dangdut keliling biasa. Tapi dugaan saya salah teman-teman, setelah 5 menit gue denger suara dangdut itu, akhirnya sosok bencong membawa stereo dan kecrekan pun datang.
Gue mencoba bersikap se santai mungkin, karena kata om gue kalo kita keliatan takut di depan bencong, dia malah kesel sama kita dan marah sama kita. Setelah 3 menit dia menyanyi di depan rumah warga akhirnya dia mengunjungi tukang somay, dan sialnya gue nunggu jemputan di sebelah tukang somay. Si bencong itupun mulai bernyanyi dengan suara yang aduhai, selesai bernyanyi dia menyodorkan bungkus permen dan meminta uang kepada pelanggan abang somay. Dia melangkahkan kakinya ke arah gue, dan menyodorkan bungkusan permen buluk itu ke arah gue.
"Shit" kata gue dalam hati, takutnya gue gak ada duit receh. Setelah gue kobok-kobok tas gue, gue nemu gopean dua. Dan gue masukkan ke dalam bungkus permen buluk itu.
"Makasih ya dek, tengkyu" kata dia dengan suara yang sengaja dibuat semirip mungkin sama cewek, gue jawab dengan senyuman.
"Ati-ati ya dek" kata dia sambil mencolek dagu gue, dan dengan gemulai dia pergi meninggalkan gue yang sudah ternodai. Gue paling gasuka dipegang sama orang yang gak gue kenal. Apalagi bencong-__-
Anak yang di sebelah gue langsung liat ke arah gue dan gue hanya bisa cengo, serius ya buat gu itu rasanya traumatis banget, gue pengen nangis dan teriak. Setelah berdiri selama 5 menit di trotoar, akhirnya nyokap gue dateng dan itu rasanya kaya pergi dari jeratan serigala maut. Di motor gue curhat sama nyokap gue tentang itu dan kata nyokap gue "Mungkin itu jodoh kamu", oh my............ setelah sampe rumah gue langsung cuci muka.
Petualangan melawan bencong pun gak sampe disitu aja, waktu itu gue dan orang-orang se rumah lagi jalan-jalan, di perjalanan pulang kita ketemu sama bencong. Dia cuma nyanyi biasa dan om gue udah bilang "Maaf" tapi bencong itu tetep nangkring di depan mobil gue, karena gue masih trauma sama kejadian bencong itu gue ngumpet dengan cara tiduran di jok belakang. Gatau kenapa tiba-tiba bencong itu marah-marah dan serius, itu bikin gue keringet dingin.
Sampe sekarang gue juga masih takut sama bencong kok. Mau secantik apapun dia, mau setoge apapun dia. Gue tetep takut.
Cukup sampai disini
Piss lop en gahul :***