Hey, selamat malam buat kamu.
Aku lihat pundakmu begitu kuat.
Aku lihat pundakmu begitu hangat.
Aku lihat pelukanmu memberi rasa nyaman dan aman.
Aku lihat senyumanmu membuat hati bergetar.
Aku lihat kilau matamu lebih indah daripada kilau kristal.
Aku dengar suaramu lebih merdu daripada kicauan burung pagi
di jendela kamarku.
Aku dengar kata-katamu lebih sejuk daripada salju di puncak
gunung.
Aku ingin menangis.
Aku tidak tahu mengapa ini terjadi kepadaku.
Aku tidak mengerti.
Aku terlalu bodoh.
Aku terlalu lemah.
Kamu bilang aku kuat, kan? Itu dulu!
Aku ingin sekali bisa mendekap tubuhmu.
Aku ingin menangis dibahumu.
Sekali lagi.
Aku ingin kamu memelukku sambil mendengar kalimat “Kamu nangis aja kalo emang
itu bikin
kamu tenang. Aku ada disini. Kamu tenang aja, ya” itu keluar dari
mulut mu lagi.
Aku ingin bercerita padamu tentang semua hal ini.
Semua hal yang sampai sekarang aku tak mengerti.
Semua hal yang membuat ku takut.
Takut akan semua hal.
Takut akan rasa sakit.
Dan bahagia.
Aku ingin kamu mendengarkan.
Aku ingin kamu percaya, bahwa aku tak sekuat yang kau kira.
Aku ingin menaruh kepalamu di pundakmu yang kuat.
Aku ingin membisikan setiap kata dari ceritaku ke telinga mu
yang peka.
Aku butuh kamu.
Kamu harus tau, keadaan tidak berubah menjadi lebih baik.
Segalanya menjadi runyam dan buruk.
Entah, memang itu buruk dan runyam atau hanya aku yang
kurang bisa mengerti.
Kamu kemana?
Kamu kok pergi?
Katanya kamu bakal selalu ada.
Katanya kamu bakal selalu membuatku kuat.
Kamu dimana?
Aku butuh kamu.